NAVIGASI DARAT
Devinisi
Navigasi
darat adalah bagian dari ilmu untuk menentukan posisi suatu objek dan arah
perjalanan, baik pada medan sebenarnya maupun pada peta. Menurut penjelasan
pada “Diktat Badan Diklat Wanadri”, navigasi darat adalah penentuan posisi dan
arah perjalanan baik di medan sebenarnya maupun pada peta. Berkaitan dengan
pengertian tersebut, kemampuan membaca dan pemahaman tentang kompas dan peta.
Cara penggunaannya mutlak harus dikuasai,menggunakan alat navigasi untuk
menentukan posisi serta menganalisa dan memberikan asumsi awal terhadap medan
yang dilalui merupakan salah satu dari keahlian dasar yang perlu dimiliki oleh
setiap penggiat alam bebas.
Hal
tersebut merupakan bekal awal dalam merencanakan dan melakukan kegiatan di alam
terbuka maupun dalam usaha pencarian atau penyelamatan korban kecelakaan /
tersesat. Berikut beberapa pemahaman dasar yang dapat digunakan untuk
mempelajari dan berlatih lebih lanjut mengenai ilmu medan, peta dan kompas
(IMPK).
PERLENGKAPAN DAN FUNGSINYA
1. PETA
Peta
merupakan penggambaran dua dimensi dari unsur – unsur alam dan atau buatan
manusia, pada bidang datar dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang
dilihat dari atas, dengan proyeksi dan metode tertentu yang dapat diperkecil
atau diperbesar dengan perbandingan tertentu serta kebenarannya dapat
dipertanggung jawabkan secara visual maupun matematis. Peta yang diperlukan
untuk keperluan navigasi darat adalah peta topografi atau peta kontur. Peta
topografi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama
dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur
mewakili satu ketinggian.
Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah
peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang
sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan
rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1 : 50.000
dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran
Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru,
dengan skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta
keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.
Jenis
Peta berdasarkan penggunaan, dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Peta Dasar, Dibuat
untuk membuat peta turunan, perencanaan maupun pengembangan wilayah. Umumnya
menggunakan peta topografi.
2. Peta Tematik,
Menyajikan isi dan untuk kepentingan tertentu dengan menggunakan peta
dasar untuk meletakan info tematiknya.
Jenis peta berdasarkan
skala dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Peta skala besar,
dengan skala lebih besar dari 1 : 10.000.
2. Peta skala sedang,
dengan skala kecil dari 1 : 10.000, besar dari 1 :100.000.
3. Peta skala kecil,
dengan skala kecil dari 1 : 100.000.
Bagian-Bagian Peta
Judul Peta. Merupakan /
menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan. Judul peta tertera
di bagian atas tengah peta.
Penerbit, menyatakan
badan / lembaga yang menerbitkan/mengeluarkan peta.
Nomor Peta. Nomor peta
merupakan nomor registrasi dari badan pembuat peta. Selain itu juga sebagai
petunjuk apabila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang
dipetakan tersebut. Nomor peta terdapat di sebelah kanan atas peta.
Koordinat Peta,
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan
sistem sumbu yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus satu sama
lain (garis bujur dan lintang). Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4
angka atau 6 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 angka, dan untuk
daerah yang lebih sempit dengan penomoran 6 angka. Secara teori, koordinat
merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat.Sistem koordinat yang resmi
dipakai ada dua macam yaitu :
a. Koordinat Geografis
(Geographycal Coordinate)
Sumbu yang digunakan
adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis
khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang
sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan
derajat, menit dan detik.Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat
geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering
disebut satu karvak) lebarnya adalah 3,7 cm. Pada peta skala 1 : 25.000, satu
karvak sama dengan 30 detik (30”), dan pada peta skala 1 : 50.000, satu karvak
sama dengan 1 menit (60”).
Contoh : 114°34’10” BT
atau 05°15’17” LS
b. Koordinat Grid (Grid
Coordinate atau UTM)
Dalam koordinat grid,
kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk
wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (06° LU, 98° BT).
Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal
dari barat ke timur. Sistem koordinat grid mengenal penomoran 4 angka, 6 angka
dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak
sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat grid 4 angka, dapat
langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi
terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat
grid 8 angka dibagi menjadi 10 bagian (per 1 mm).
Kontur. yaitu merupakan
garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari
permukaan laut atau garis bayangan/imajinasi dari rangkaian titik-titik di
lapangan yang mempunyai nilai ketinggian/elevasi yang sama.
Sifat-sifat garis kontur dan Karakteristik
Ketinggian antara lain :
a. Merupakan penunjuk
ketinggian tertentu (pada peta biasanya tercantum nilai ketinggiannya)
b. Garis kontur dengan ketinggian
lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur lebih tinggi, kecuali untuk medan
khusus seperti kawah.
c. Garis kontur
ketinggian tidak akan pernah saling berpotongan dan tidak bercabang.
d. Beda ketinggian
antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatannya berubah-ubah
e. Garis kontur
ketinggian pada daerah landai/datar akan tergambar memiliki kontur yang
renggang/berjauhan, sedangkan sebaliknya garis kontur di daerah curam/terjal
akan tergambar memiliki kontur yang rapat
f. Punggungan gunung/bukit
terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk huruf “U”, Garis kontur
ketinggian yang ujungnya melengkung keluar menjauhi puncak berbentuk “U”
menggambarkan punggungan.
g. Lembah terlihat di
peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke
puncak.
h. Garis kontur
ketinggian merupakan kurva tertutup sehingga tidak akan ada yang terputus.
i. Garis kontur
ketinggian yang ujungnya melengkung kedalam mendekati puncak berbentuk “∩”
menggambarkan lembah.
j. Garis kontur
ketinggian untuk daerah yang cekung digambarkan garis berbulu.
k. Garis kontur
ketinggian antara digambarkan dengan garis terputus-putus.
l. Perbedaan ketinggian
antara dua garis kontur yang berurutan (interval kontur) merupakan bilangan
tetap.Interval kontur sama dengan skala peta dibagi 2000. Rumus ini tidak
berlaku apabila peta tersebut telah di fotocopy perbesar atau perkecil. Jadi
cara yang paling mudah mencari interval kontur adalah selisih antara dua indeks
kontur yang berdekatan dibagi spasinya adalah harga interval kontur.
Skala / Kedar Peta.
yaitu merupakan perbandingan antara jarak antara dua titik tertentu pada peta
dengan jarak horizontal sebenarnya di lapangan.Untuk menyatakan skala peta ada
3 cara yaitu :
a. skala angka/fraksi 1
: 50.000
Contoh :1 : 25.000
berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 25.000 cm jarak sebenarnya. 1 : 50.000
berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 50.000 cm jarak sebenarnya
b. skala
verbal/perkataan, “satu sentimeter dibanding lima puluh ribu sentimeter”
c. Tahun Peta.
Menunjukkan / menyatakan waktu tentang tahun pembuatan peta tersebut. Semakin
baru tahun peta, maka data yang disajikan pada peta tersebut akan semakin
akurat.
Legenda Peta. yaitu memuat keterangan-keterangan
singkat mengenai simbol/tanda yang tercantum dalam sebuah peta, dibuat untuk
memudahkan pembaca menganalisa peta. Misalnya jalan, sungai, pemukiman,
dll.
Peta berdasarkan isinya
dibagi menjadi :
1. Peta Umum; yaitu
peta yang memuat kenampakan-kenampakan umum, baik kenampakan fisis maupun
kenampakan sosial ekonomi. Peta jenis ini meliputi :
a. Peta Topografi
(Topographic Map), yaitu peta yang berskala besar dan memuat keterangan yang
umum dengan menampilkan Menampilkan sebagian unsur buatan manusia dan unsur
alam dengan proyeksi tertentu.
b. Peta Chorografi;
yaitu peta yang berskala sedang yang menggambarkan daerah yang luas, negara
atau benua.
c. Peta Dunia; peta
yang digambarkan dengan skala kecil dan meliputi seluruh dunia.
d. Peta Geologi,
menampilkan informasi keadaan geologis.
e. Peta Geografi,
menampilkan informasi ikhtisar peta dengan skala kecil dari 1 : 100.000.
2. Peta Khusus /
Thematik; yaitu peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan yang khusus. Peta
ini meliputi antara lain :
a. Peta Hidrografi,
menampilkan informasi kedalaman dan keadaan dasar laut serta info lainnya untuk
kepentingan pelayaran
b. Peta Kadaster,
menampilkan informasi kepemilikan tanah dan batasnya.
c. Peta irigasi,
menampilkan informasi jaringan irigasi.
d. Peta Jalan,
menampilkaninformasi jaringan jalan
e. Peta Kota,
menampilkan informasi jaringan transportasi, drainase, sarana
f. Peta militer, peta
bintang, peta triangulasi, peta pariwisata, kota, dll.
Peta berdasarkan skalanya digolongkan menjadi :
a. Peta Kadaster ; 1 :
100 sampai 1 : 5.000
b. Peta berskala besar
; 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000
c. Peta berskala sedang
; 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000
d. Peta berskala kecil
; 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000
e. Peta Geografi ; 1 :
1.000.000 ke atas
Unsur-unsur peta
1. Judul peta
Judul petamerupakan identitas atau nama untuk menjelaskan isi ataugambar peta.
Judul peta biasanya terletak di bagian atas peta. Judul petamerupakan komponen
yang penting. Biasanya sebelum memperhatikanisi peta, pasti seseorang terlebih
dahulu membaca judulnya. Judul peta ditulis di bagian atas dengan huruf yang menonjol.
Misalnya, PETA JAWA BARAT, PETA KALIMANTAN, PETA INDONESIA, dan sebagainya.
2. Legenda
Legenda merupakan keterangan yang berisi gambar-gambar atausimbol-simbol
beserta artinya. Legenda biasanya terletak di bagian pojokkiri bawah peta
3. Skala
Skala merupakan perbandingan jarak antara dua titik pada petadengan jarak
sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya skala 1 : 200.000.Skala ini artinya 1 cm
jarak pada peta sama dengan 200.000 cm atau 2km jarak sebenarnya. Sebuah peta
selalu dibuat jauh lebih kecil dari keadaan yang sebenarnya. Akan tetapi,
letak, jarak, dan arahnya seperti keadaan yang sebenarnya. Ada dua macam jenis
skala, yaitu skala angka dan skala garis.
4. Simbol
Simbol merupakan lambang-lambang atau gambar yang menunjukkanobyek alam atau
buatan. Simbol peta harus memenuhi tiga syaratyakni sederhana, mudah
dimengerti, dan bersifat umum. Berikut ini adalahsimbol-simbol yang biasa
digunakan pada peta.
5. Garis astronomis
Garis astronomis merupakan garis khayal di atas permukaan bumi.Garis astronomis
terdiri dari dari garis lintang dan garis bujur. Garis lintangmerupakan garis
dari timur ke barat sedangkan garis bujur merupakangaris dari utara ke
selatan.Dalam peta itu terdapat garis-garis tegak (vertikal) dan mendatar
(horizontal). Garisgaris itu disebut garis astronomis. Garis-garis yang tegak
disebut garis bujur. Sementara yang garis-garis yang mendatar disebut garis
lintang.Garis astronomis berguna untuk menentukan letak suatu tempat atau
wilayah. Misalnya, letak Provinsi DKI Jakarta itu di antara 106°22‘ sampai
106°58‘ Bujur Timur (BT) dan 5°19‘ sampai 6°24‘” Lintang Selatan (LS).
6. Mata angin
Mata angin merupakan pedoman atau petunjuk arah mata angin.Mata angin pada peta
biasanya berupa tanda panah yang menunjuk ke atas (utara). Mata angin sangat
penting keberadaanya supaya tidak terjadikekeliruan arah. Mata angin juga
berarti arah, jurusan, atau kiblat suatu tempat. Penunjuk arah mata angin dalam
peta sangat penting. Penunjuk mata angin membantu kita bisa menjelaskan posisi
suatu tempat. Misalnya, kota Purwokerto itu terletak di sebelah barat Magelang.
7. Garis tepi
Garis tepi merupakan garis yang dibuat mengelilingi gambar petauntuk
menunjukkan batas peta tersebut.Garis tepi peta adalah batas-batas pinggir
gambar peta. Fungsi garis tepi untuk menulis angka-angka derajat astronomis(
lintang dan bujur).
8. Tahun pembuatan peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan kapan peta tersebut dibuat. Daritahun
pembuatan kita dapat mengetahui peta tersebut masih sesuai atautidak untuk
digunakan saat ini.
9. Inset peta
Inset peta merupakan gambar peta yang ingin diperjelas atau karenaletaknya di
luar garis batas peta. Inset peta digambar bila diperlukan. Insetpeta disebut
juga peta sisipan.
10. Tata warna
Tata warna merupakan pewarnaan pada peta untuk membedakanobyek satu dengan
yang lainnya. Berikut adalah arti warna-warna dalam peta :
- Warna hijau menunjukkan dataran
rendah.
- Warna kuning menunjukkan
dataran tinggi.
- Warna cokelat menunjukkan
daerah pegunungan.
- Warna putih menunjukkan puncak
pegunungan yang tertutup salju.
- Warna biru menunjukkan daerah
perairan (laut, sungai, danau).
- Warna
biru untuk laut, dibedakan ketajamannya. Gunanya untuk menunjukkan
kedalaman laut. Warna biru tua untuk laut dalam dan biru muda untuk laut
dangkal.
bagian
bagian peta, bagian yang terdapat pada peta, Bagian peta
KOMPAS
Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun
yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China
sekitar tahun 1100 M. Merupakan penunjuk arah mata angin dengan ketentuan sudut
derajat dari arah utara magnetis bumi. Kompas yang biasa digunakan untuk
keperluan navigasi darat adalah kompas bidik dan kompas orienteering. Kompas
adalah alat penunjuk arah. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan selalu
menunjuk arah Utara-Selatan(jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet
lainnya selain magnet bumi). Arah yang ditunjuk oleh jarum kompas adalah kutub
utara magnetis bumi yang letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi,
kira-kira disebelah utara Kanada, di jazirah Boothia sekitar 1400 mil atau
sekitar 2250 km. Tapi unyuk keperluan praktis, utara peta, utara sebenarnya dan
utara kompas/magnetis dianggap sama.
Secara fisik kompas
terdiri atas:
1. Badan/Body, yaitu
tempat melekatnya komponen-komponen kompas lainnya berada.
2. Jarum, selalu
menunjuk arah Utara-Selatan pada posisi bagaimanapun (dengan syarat, kompas
tidak dipengaruhi oleh medan magnet lain dan jarum tidak terhambat
perputarannya).
3. Skala penunjuk
kompas, menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin.
Kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai
sesuai dengan arah garis medan magnet bumi. Dalam memakai kompas, perlu
dijauhkan dari pengaruh benda-benda yang mengandung logam, seperti pisau,
golok, karabiner, tiang tenda, jam tangan, dan lainnya. Kehadiran benda-benda
tersebut akan mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya akan berkurang.
Menurut kegunaan dan
fungsinya kompas dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :
- Kompas Orientasi,
yaitu jenis kompas yang digunakan untuk orientasi dalam suatu perjalanan
(orientering). Contohnya kompas silva.
- Kompas Bidik, yaitu
kompas yang digunakan untuk membidik objek serta arah yang akan kita lalui.
Contohnya Kompas Prisma.
- Kompas Geologi, yaitu
kompas yang digunakan untuk menentukan arah serta kemiringan dalam pekerjaan
geologi. Contoh .Kompas Geologi.
Cara Penggunaan kompas
:
Penggunaan kompas pada
prinsipnya yang paling penting diperhatikan adalah kompas harus horizontal,
maka pembacaan skala peta melalui garis fisir, sedangkan pada kompas
orienteering (misal kompas silva) yang paling penting diperhatikan adalah Utara
Kompas harus sejajar dengan Utara peta.
Faktor kesalahan pada
sudut bacaan kompas
Penyebab dari kesalahan
ini antara lain :
• Karena benturan
dengan benda keras.
• Cairan yang terdapat
dalam tabung kompas membeku (pengaruh waktau atau cuaca), sehingga jarum atau
piringan kompas tidak bergerak bebas.
• Ada kesalahan indeks
yaitu penunjuk indeks skala bacaan kompas tidak segaris lurus dengan garis
penunjuk arah bacaan.
• Garis penunjuk arah
bacaan tidak segaris lurus dengan pisir/garis rambut pembidik objek.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian
kompas yaitu :
• Jauhkanlah dari
benda-benda yang mengandung unsur logam seperti golo/parang, pisau, gunting,
victorinoks, dll
• Jauhkan dari
benda-benda elektronik seperti : TV, jam tangan, walkman, dll.
• Sesama kompas
dilarang saling berdekatan !!!!
MENGENAL TANDA MEDAN
Kemampuan mengenal tanda medan sangatlah mutlak
untuk dikuasai jika kita hendak melakukan navigasi darat. Tanda-tanda medan
dapat dijadikan acuan untuk penentuan lokasi dan pengenalan medan supaya arah
perjalanan tidak melenceng hingga terjadi hal-hal buruk seperti tersesat.
Tanda-tanda medan dapat dikenali dari bentang alam yang ada di sekitar,
misalnya punggungan, puncak bukit, jalan setapak, jalan raya, sungai, tebing,
muara, delta, anak sungai, pemukiman, daerah tertentu,
TEKNIK PETA KOMPAS
,Azimuth dan Back Azimuth,Resection,Intersection,Koreksi sudut
TEKNIK PETA KOMPAS
Sebelum masuk pada
teknik peta kompas yang perlu duketahui adalah Azimuth dan Back azimuth.
Azimuth adalah sudut antara sasaran terhadap kutub magnetik bumi (sudut kompas)
sedangkan Back Azimuth adalah kebalikan dari Azimuth. Cara praktisnya sebagai
berikut :
Jika Azimuth < 180° maka Back Azimuthnya =
Azimuth + 180° Jika Azimuth >180° maka Back Azimuthnya = Azimuth – 180°
TAK AKAN LUPUT DARI
PETA DAN KOMPAS JIKA ANDA BERADA DI SUATU TEMPAT
1. Teknik Peta Kompas
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara
praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi
ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa
dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit,
sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang
alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk
keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya,
tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta :
a) Cari tempat terbuka
agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b) Letakkan peta pada
bidang datar;
c) Letakkan kompas
diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara
kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang
dihadapi.
d) Cari tanda-tanda
medan yang
paling menonjol disekeliling dan temukan tanda
medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e) Ingat tanda medan
itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat
tanda medan yang khas dari setiap tanda medan.
Arah Utara
• Utara Sebenarnya /
Utara Geografi (Truth North / Geographical North, US /
TN) diberi simbol * , arah utara yang ditunjukan
garis bujur (meridian) dan
menuju ke kutub utara bumi atau titik pertemuan
garis bujur bumi.
• Utara peta / Utara
Grid (Grid North, UP / GN) diberi simbol GN, arah utara
yang ditunjukan garis koordinat tegak peta ke
arah atas.
• Utara magnetik
(Magnetic North, UM) diberi simbol T (anak panah separuh),
arah utara yang ditunjukan jarum kompas menuju
kutub utara magnetik bumi.
2. Azimuth dan Back
Azimuth
Azimuth ialah besar
sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita
tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam.
Ada tiga macam azimuth yaitu :
a) Azimuth
Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik
sasaran;
b) Azimuth
Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu
besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
Back Azimuth adalah
besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut
azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila
sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat,
bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360
derajat.
Azimuth atau bearing
adalah sudut antara satu titik dan arah utara dari
seorang pengamat. Perlu diingat, pengamat
dimanapun berada adalah titik pusat dari suatu lingkaran imajiner. Azimuth
disebut juga sudut kompas. Bila kita berjalan dari suatu titik ke titik lain
dengan sudut kompas tetap (istilah populernya potong kompas) maka harus
diusahakan agar lintasannya berupa satu garis lurus. Untuk itu digunakan teknik
back azimuth (back bearing). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis
lurus dengan cara membidikkan kompas ke muka dan ke belakang pada jarak
tertentu. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
1. Titik awal dan titik
akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi
arah perjalanan (sudut kompas). Hitung juga sudut dari titik akhir ke titik
awal, kebalikan arah perjalanan. Sudut yang terakhir ini adalah sudut back
azimuth.
2. Perhatikan tanda
medan yang menyolok pada titik awal perjalanan (pohon besar, pohon tumbang,
longsoran tebing, susunan pohon yang khas, ujung kampong dan sebagainya).
3. Bidikkan kompas
sesuai dengan arah perjalanan kita (sudut kompas). Perhatikan tanda medan lain
di ujung lintasan yang akan dilalui pada arah itu.
4. Setelah sampai pada
tanda medan itu, bidikkan kompas kembali ke belakang (sudut back azimuth) untuk
mengecek apakah anda berada pada lintasan yang diinginkan. Bergeserlah ke kiri
atau ke kanan untuk mendapatkan back azimuth yang benar.
5. Seringkali tidak ada
tanda medan yang dapat dijadikan sasaran. Dalam hal ini, anda dan seorang rekan
akan menjadi tanda tersebut.
Menentukan back azimuth adalah apabila
azimuthnya kurang dari 180O maka ditambahkan 180O, jika lebih dari 180O maka
dikurangi 180O.
3. Resection
Resection adalah menentukan
kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang
dikenali. Menentukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih
tanda medan yang dikenali. Teknik reseksi membutuhkan alam terbuka untuk dapat
membidik tanda medan. Tidak selalu seluruh tanda medan harus dibidik. Jika kita
sedang berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan,
maka hanya perlu mencari satu tanda medan lainnya yang dibidik.
Teknik resection
membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak
selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai,
sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda
medan lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi
peta;
b) Cari tanda medan
yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah; (B dan C).
c) Dengan penggaris
buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d) Bidik dengan kompas
tanda-tanda medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut
azimuth;
e) Dengan busur dan
penggaris Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut
pelurusnya(Back Azimuth).; Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan
sebagai titik acuan.
f) Perpotongan garis yang
ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta(A)
4. Intersection
Intersection adalah
menentukan posisi suatu titik pada peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda
medan yang dikenali dilapangan tanpa harus ke tempat tersebut.
Langkah-langkah
melakukan Intersection adalah :
1. Lakukan orientasi
peta dan pastikan posisi kita (A).
2. Lakukan resection
untuk memastikan posisi kita di peta.
3. Bidik obyek yang
kita amati bidik objek yang kita amati (c)
4. Pindahkan sudut yang
didapat ke dalam peta
5. Bergerak ke posisi
lain dan pastikan posisi tersebut di peta (B). Lakukan langkah 1 – 3.
6. Perpotongan garis
perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi yang dimaksud(C).
Prinsip intersection
adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan menggunakan dua atau
lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk
mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi
sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di
peta. Interseksi digunakan untuk mengetahui atau
memastikan posisi suatu benda yang terlihat di
lapangan, tetapi sukar untuk
dicapai. Pada interseksi kita harus sudah yakin
pada posisi kita di peta.
5. Koreksi sudut
Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa
utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya tidaklah begitu
menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada
beberapa tempat, selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan
perhitungan koreksi sudut yang didapat dari kompas(azimuth)yaitu :
A. Dari kompas (K)
dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
B. Dari peta( P)
dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)
Keterangan:
Tanda +/- diluar kurung
untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis) = dari K ke P: DM ke timur tanda
(+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat
tanda (+)
Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi
magnetis) = tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.
Contoh Perhitungan:
Diketahui sudut
kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat
30 menit ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita
pindahkan ke peta?
P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM
ke timur VM increase
Besar VM sekarang
(2002) = (2002-1942)x 2 menit
= 120 menit = 2 derajat (1 derajat=60 menit)
sudut P = 120 derajat +
(1 menit 30 detik + 2 derajat)
= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat
di peta adalah 123 1/2 derajat.
Analisa Perjalanan
Analisa perjalanan
perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita
lalui, dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah
jarak, waktu dan tanda medan.
a. Jarak, diperkirakan
dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak
yang sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat
memperkirakan jarak (dan kondisi medan) lintasan yang akan ditempuh dengan
memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk memperoleh
jarak sebenarnya.
b. Waktu Bila kita
dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa
lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa
untuk menganalisa perjalanan dan menjadi pedoman dalam menempuh perjalanan.
c. Medan Tidak Sesuai
Peta Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah.
Memang banyak sungai-sungai kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena
sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang sudah berubah,
jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin
terjadi. Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi
lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti, lihat tahun keluaran peta,
karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat
pada peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di
peta sehingga hal-hal yang yang dapat dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu
banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah (mengikuti
punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan
resection). Peta 1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.
Interpretasi dan Analisa
Peta Topografi
Sebelum melakukan
perjalanan untuk memahami kondisi medan sebenarnya berdasarkan informasi pada
peta sehingga dapat digunakan sebagai asumsi awal dalam penyusunan rencana
perjalanan.
Interpretasi dan
analisa peta ini dapat dilakukan dari :
a. Informasi Dasar Peta
Seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta, lokasi daerah dan
titik ekstrim seperti perkampungan (nama daerah, nama jalan, nama sungai, nama
gunung dan bentukan alam lain), perpotongan sungai, jalan, ketinggian suatu
titik, kerapatan kontur berdasarkan pemahaman tentang sifat kontur yang dapat
digunakan untuk memperkirakan jarak dan waktu tempuh, karakter medan /
kemiringan (terjal / landai), vegetasi, dll.
b. Tanda Medan
Melakukan analisa bentuk kontur yang tergambar pada peta untuk mendapatkan
gambaran medan sebenarnya. Mengenali tanda medan ini dapat dilakukan
berdasarkan sifat garis kontur yaitu :
1. Perbedaan tinggi
antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan
dalam satuan meter (biasanya tertera pada setiap peta topografi).
2. Kontur yang rendah
selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali untuk kawah.
3. Antar kontur tidak
akan saling berpotongan, kecuali berhimpit pada lembah yang sangat curam dimana
terdapat air terjun
4. Kontur yang bebentuk
seperti huruf V dari pusat kontur merupakan punggungan dan yang berbentuk
seperti huruf V terbalik dari pusat kontur adalah lembahan.
5. Kontur
terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan
tinggi antara 2 buah kontur berurut.
6. Makin rapat kontur,
menunjukkan daerah yang makin terjal/curam.
7. Saddle adalah daerah
rendah dan sempit diantara dua ketinggian
8. Pass adalah celah
memanjang yang membelah suatu ketinggian
9. Bentukan sungai
dapat terlihat dipeta sebagai garis yang memotong
rangkaian tingkat kontur, biasanya terdapat pada
lembahan dan namanya
tertera mengikuti alur sungai.
Dalam kondisi
sebenarnya, sering kali teknik cross bearing tidak selalu dapat dilakukan
seperti karena faktor cuaca atau tidak terlihatnya titik ekstrim yang dapat
dijadikan acuan. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam kondisi seperti ini
adalah dengan melakukan analisa dan interpretasi peta untuk kemudian dapat
dibandingkan hasilnya dengan medan sekitar, serta merunutnya dari titik awal
perjalanan.
Oleh karena itu,
biasakan untuk mempelajari, menandai dan melakukan sebanyak mungkin analisa
medan selama perjalanan serta melakukan cross check perkiraan awal tadi dengan
fakta yang didapatkan di lapangan. Semakin banyak kita mengetahui tanda – tanda
medan yang dilalui, semakin memahami pula kita tentang sifat dan tingkat
kesulitan medan tersebut yang akan sangat berguna selama melakukan perjalanan
dan dalam situasi darurat.
Namun, navigasi darat
adalah ilmu praktis, yang hanya dapat terasah jika
dipraktekkan langsung pada kondisi sebenarnya.
Pemahaman mengenai teori dan konsep hanyalah membantu untuk memahami ilmu
navigasi, bukan menjamin kemampuan navigasi darat seseorang.
Langkah-langkahnya:
1. tentukan beberapa
titik yang menyebar
2. arahkan dengan
menggunakan kompas
3. dipeta buat dengan
busur derajat
4. titik perpotongannya
merupakan titik yang dituju
Alat yang digunakan
untuk reseksi dan interseksi, yaitu kompas, busur derajat, penggaris, pensil,
dan penghapus. Dalam menentukan reseksi dan interseksi, harus membuat patokan
arah utara.
Menentukan Arah Tanpa
Kompas
1. Dengan Tanda-Tanda
Alam
- Kuburan Islam
Menghadap Utara
- Mesjid menghadap
kiblat, untuk Indonesia menghadap ke barat laut
- Bagian pohon yang
berlumut tebal menunjukkan arah timur, karena sinar matahari yang belum terik
pada pagi hari.
2. Dengan Jarum Jam
Arloji
Jika berada di daerah
sebelah utara Khatulistiwa, jarum jam diarahkan ke matahari, garis pembagi
sudut antara jarum kecil tersebut dengan angka 12 menunjukkan arah utara. Jika
berada di daerah sebelah selatan khatulistiwa, caranya sama, hanya yang didapat
adalah arah selatan.
3. Dengan Perbintangan
Perhatikan rasi bintang
Crux (Bintang Salib atau Gubuk Penceng). Perpanjangan garis diagonal yang
memotong horizon dari tempat kita adalah Selatan.
Penampang Lintasan
Penampang lintasan
adalah penggambaran secara proposional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari
samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui
bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pandangnya dari atas, agak
sulit bagi kita untuk membayangkannya bagaimana bentuk medan lintasan yang
sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya
sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk medan sebenarnya. Untuk memudahkan
kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah
penampang lintasan
Berapa manfaat
penampang lintasan :
1. Sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
2. Memudahkan kita
untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan.
3. Dapat mengetahui
titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu.
Untuk menyusun penampang lintasan biasanya
menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari
peta topografi ke penampang.
Langkah-langkah membuat
penampang lintasan :
a. Siapkan peta yang
sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang diruncing
, penggaris dan penghapus
b. Buatlah sumbu x, dan
y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang
anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan
satuan mdpl. Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan
diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
c. Tempatkan titik awal
di sumbu x = 0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu beda
perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan
ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang akan anda buat.
Demikian seterusnya hingga titik terakhir.
d. Perubahan satu
kontur diwakili oleh satu titik. Titik tersebut dihubungkan satu sama lainnya
hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
e. Tambahkan keterangan
pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncak, dan titik
aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak/camp dan titik istirahat), ataupun
tanda medan lainnya.
Catatan : informasi tentang vegetasi pada setiap
lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan
penampang yang telah dibuat.
Daftar
Pustaka.
”Diktat Krakapala ’”. Indramayu
: Akamigas Balonga. (Tidak Diterbitkan).
Wanadri. 2008. Diktat
Pendidkan Dasar Wanadri. Badan Diklat Wanadri. (Tidak diterbitkan)