Showing posts with label RL. Show all posts
Showing posts with label RL. Show all posts

Monday 17 July 2017

RAWA LAUT


Pengertian rawa laut
Rawa laut adalah daerah peralihan antara daratan dan lautan yang merupakan kawasan hutan mangrove dengan flora dan fauna yang khasserta mendapat pengaruh pasang surut air lautmenurut FAO (1952) mangrove di definisikan sebagai pohon dan semak yang tumbuh di bawah ketinggian air pasang tertinggi. Nama lain dari hutan manrove adalah hutan pantai, hutan pasang surut dan hutan bakau.utuk lebihmemahaminya akan di bagi kedalam tiga fungsi berikut:
1. Fungsi fisik
-          Menjaga agar  garis pantai tetap setabil
-          Melindungi pantai dan tebing dari abrasi
-          Menahan hasil proses dari timbunan lumpur sehingga memungkinkan timbulnya lahan baru
-          Menjadi wilayah penggangu dari rembesan air laut
-          Mengolah bahan limbah yang mengandung senyawa logam berat
-          Mencegah terjadinya keasaman tanah
-          Sebagai penghasil oksigen dan penyerap CO2
2. Fungsi biologis
-          Sebagai pembenihan udang ndan ikan
-          Tempat bersarangnya  burung- burung serta sebagai habitat alami berbagai jenis biota
-          Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan penting bagi udang, kepiting, ikan, zooplankton, invertebrate kecil dan hewan pemakan pelapukan lainnya
-          Sumber plasma nutfa dan sumber genetika
-          Merupakan habitat alami bagi berbagai jenis bio tipe
3.Fungsi ekonomis
-          Sebagai sumber bahan bakar dan bangunan (tenggar dan kayu)
-          Sebagai lahan untuk perikanan dan pertanian
-          Sebagai tersedianya bahan makanan, obat- obatan, minuman (alcohol), bahan mentah kertas, kosmetik, zat warna, bahan penyamak, dan tekstil.
-          Sebagfai tempat pariwisata, pendidikan dan penelitian
-          Sebagai penghasil bibit ikan,menur, udang, kepiting dll.
II. PENGENALAN KONDISI MEDAN RAWA
Kondisi kawasan hutan mangrove
Kawasan hutan mangrove membentuk zonasi berdasarkan jenis dominan dari arah laut ke darat, yaitu:
1. Zona avicenia (api-api)
-          Dekat laut
-          Tanah berlumpur
-          Sedikit humus
-          Kadar garam tinggi
Ciri fisiknya dengan jenis pohon yang mempunyai akar muncul dipermukaan air (akar nafas)
2. Zona rhizophora (bakau)
-          Berada setelah zona avicenia
-          Tanah berlumpur dan lembek
Cirri fisiknya dipenuhi dengan pohon bakau
3.Zona bruguira (tumun/tancang)
-          Setelah zona rhizophora
-          Tanah berlumpur agak keras
Cirri fisiknya dengan jenis pohon yang mempunyai akar lunak
4.Zona nipah
-          Dekat dengan darat, setelah zona bruguisa
-          Tanah keras dengan sedikit lumpur
-          Merupakan zona peralihan  tumbuhan mendekati dengan tumbuhan pantai
Cirri fisiknya pohon yang menyerupai pohon kelapa
Lumpur dan kedalaman
Kedalaman lumpur tergantung pada kerapatan tumbuhan. Lumpur dekat tumbuhan tidak dalam di banding dengan lumpur yang berada di daerah terbuka. Demikian juga pada sungai dan daerah muara biasanya terdapat delta baru dengan hamparan lumpur yang dalam.
Kondisi sungai di rawa selain dipengaruhi curah hujan juga di pengaruhi oleh pasang surut air laut. Padasaat pasang, sungai lebar dan berarus tenang, sedangkan pada saat mulai surut sungai terutama di daerah muara menjadi deras dan berbahaya. Lebar sungai dirawa berfariasi dan biasanya dapat dilewati perahu sebagai alat transformasi mencari ikan.
Pasang surut
Pasang  surut  air  dipengaruhi oleh gaya grafitasi bulan terhadap bumi. Saat pasng tertinggi berada pada tanggal 15 pertengahahn bulan hijriah. Perubahan air mulai pasangke surut berlangsung selama 6 jam,sedangkan nilai pasang surut etiap saat berubah.
Nilai pasang surut nberbeda menurut letak geografis suatu daerah. Misalnya, nilai pasang surut di perairan Jakarta berbeda dengan di daerah cilacap walaupun dalam waktu yang sama. Untuk mengetahui nilai pasang surut suatu tempat dapat dapat di ppergunakan table dinyatakan dalam decimeter (dm). namun sekarang dinyatakan dalam meter (m).
III. KEGIATAN DI RAWA
Persiapan perjalanan
Pada perinsipnya persiapan perjalanan rawa laut hamper sama dengan persiapan perjalanan untuk kegitan di alam bebas lainya.
Hal- hal yang harus di persiapkan adalah:
Survey
-          Pustaka
-          Lapangan
Perijinan
Di sesuaikan dengan prosedur birokrasi ditiap anstansi yang ada, kaerna biasanya tiap instansi memiliki procedure sendiri yang berbeda dengan yang lain.
Perlengkapan dan peralatan
Kelompok
-       Perahu
-       Peta
-       Kompas
-       Table pasang surut
-       Tempat air/ dirigen
-       Alat masak
-       Kompor
-       Resque rope
-       Flysheet
-       Dayung
Pribadi
-       Golok tebas
-       Hammock
-       Sepatu boot
-       Pakaiaan lapangan lengan panjang
-       Topi
-       Pakaian ganti
-       Ponco
-       Survival kit
-       Obat-obatan
-       Pelampung
-       Vedples
-       Webbing
-       Carabiner
-       Kantong plastic besar
-       Perlengkapan penunjang pribadi lainnya
Persiapan sebelum melintas rawa
Kesiapan fisik, mental dan mempunyai pengaruh dasar
Menentukan lokasi, arah lintasan dan memeperkirakan jarak yang akan di tempuh serta waktunya
Perhatikan musim, curah hujan dan pasang surut
Menyiapkan surat jalan dan melaporkan pada instansi yang berwenang
Memeriksa perlengkapan yang diperlukan
Minum obat malaria
TEKNIK PELAKSANAAN KEGIATA RAWA LAUT
Teknik lintas rawa
Tentukan titik pemberangkatan dan arah yang kan di tuju dengan menggunakan kompas.
Berjalan melintang/ berjajar sesuai lintasan dan arah kompas agar tidak menginjak bekas teman
Berjalan cepat, jika jarak antara tumbuhan cukup jauh dan beristirahatlah dekat tumbuhan
Berjalan dekat dengan tumbuhan sesuai dengan lintasan dan arah kompas
Gunakan ransel  sebagai tumpuaan tanagan
Jika terjebak di lumpur dalam, rebahkan badan pada posisi terlentang dan berteriaklah minta tolong
Lakukan pergeseran jika menemukan hamparan lumpur  yang luas
Melintas di sungai (pada saat pasang)
Gunakan bantuan pelampung yang di kjenakan di tubuh atau dengan ransel di taruh di bawah badan dan dengan cara yaitu dengan tas ransel yang di beri plastic packing dan di beri udara secukupnya
Penyebrangan di lakukan dengan ber pasangan dan menggunakan tali pengaman  atau  rescyu roofp
berenang 450 ke arah sebrang sungai melwan arus
Agar mudah sebaiknya mengikuti arah aliran sungai.
Bermalam di rawa
Rawa merupakan suatu daerah yang di penuhi dengan lumpur dan mendapat pengaruh pasang surut air laut. Oleh karena itu dalam ber kegiatan di rawa ada cara bermalam di rawa khususnya untuk mnghindari air pasang  yang setiap saat bias dating yaitu dengan cara tidur gantung yang menggunakan hammock adalah npilihan tepat agar tidur kita nyaman dan esok hari kita siap menjelajah lumpur kembali.
Berikut beberapa trik untuk bermalam di rawa:
Istirahat di rawa
Untuk menghindari air pasang, gunakan hammock dan pilih pohon yang kuat serta aman dari semut,lebah dan nyamuk untuk memasang hammock
Periksa tinggi air saat pasang untuk menentukan titik lengkung pada saat dihammock, janagn sampai air menyentuh badan, atau pasang hammock setinggi mungkin agar tidak tekena air pasang
Pasang ponso atau flysheet di atas hammock agar terlindung bila hujan
Gunakan carabiner atau webbing untuk mengunci hammock agar tidak terguling dan jatuh
Cara memasak di atas pohon
Pilih percabangan yang ideal, bersihkan dari daun dan ranting yang mengganggu
Susun dan ikat potongan kayu membentukpara- para yang datar dan kokoh
Tutup npara- para dengan daun segar
Letakkan lumpur yang lekat setebal 2cm
Tutup lagi dengan daun segar
kompor siap dipakai
Cara membuat perapian yaitu sama dengan cara membuat tempat memasak di atas pohon, hanya setelah ditutup dengan daun segar kemudian langsung di beri kayu untuk perapian.
Cara mencari air
Kondisi rawa yang panas akan membuat kebutuhan air minum meningkat, sedangkan air rawa sendiri payau tidak bias diminum. Karena itu dalam berkegiatan di rawa harus bisa menghemat air, gunakan air untuk memasak dan minum. Bila terjadi kehabisan air maka dapat dilakukan dengan:
Menampung air hujan yaitu dengan cara bentangkan ponco atau flysheet. Usakan jangan sampai tumpah, kemudian pindahkan ke jligfen atau tempat air yang memadai
Air dari pohon nipah yaitu tebas tangkai bunga nipah kemudian sisa tebasan di tutup dengan kantong plastic besar tunggu hingga beberapa jam (satu malam). Air yang tertampung dalam plastiok rasanya manis dan cukup untuk menghilangkan dahaga
Air hasil penyulingan yaitu dengan cara  memasak air rawa dengan teko/ceret. Uap air yang keluar dari mulut teko ditampung dengan plastic. Usahakan api tidak terlalu besar. Jika jarak plastic dengan api terlalu dekat, gunakan gulungan daun bakau sebagai pipa prnghubung mulut teko dengan plastic dan ikat agar tidak lepas apa bila plastik menggelembung, kecilkan api lalu plastic di perciki air rawa agar dingin uap air dalam plastic mencair.
FLORA DAN FAUNA
Flora
Famili Rhizophoraceae : Bakau laki, Tanjang Lanang (Rhizophora mukronata), Tanjang wedal ( Rhizophora mucronata), dll
Famili Avecinniaceae : Api- api (A.marina), Sio-sio, dll
Famili Myrsinaceae : Klungkum, Teruntun, kacangan
Famili Sonneratiaceae : Prepat, Roppa, Susup (salba), Bogem (scasealaris)
Famili Meliaceae : Nyirih, Inggili, Jombok gading (Xylokarpus granatum), Jombok
Famili lainnya : Nipah (Nypa frutican), Betuh, Warejit (Exeoecuria agallacha), dll
Fauna
-       ­Buaya muara (crocodylus porosus)
-       Ular (Boiga dhendrophila)
-       Semut api
-       Agas
-       Nyamuk malaria
-       Lebah
-       Ikan yamg berwarna mencolok/ menarik mempunyai racun pada siripnya
-       Biawak (Varanus salvator)
-       Berang- berang
-       Crustaceae (udang, dan jenis kepiting)
-       Pisces (ikan glodok dan ikan lainnya)
-       Molusca (jenis kerang- kerang)
-       Aves (berbagai burung air), kuntul putih (Egrett sp), cangak abu (Adrea sp), bluwok, bangau hitam, bitayung, dara laut, pecukular,elang laut perut putih, rangok badak, elang ular, raja udang kalung putih (Halcyon chloris)
-       Kadal (Mabuya multifasciata)
-       Kodok (Rana Cancrivora)
KORSIVASI RAWA LAUT
Prosedur kerja pada konserfasi  rawa ini  meliputi pengamatan jumlah jenis dan vegetasi mangrove. Dibuat transek kuadrat 10×10 m, kemudian vegetasi mangrove yang ada pada transek tersebut dicatat jumlah dan jenis vegtasinya yang terdiri dari pohon (10×10 m), anakan (5×5 m) dan semai (1x1m). Data hasil pengamatan yang diperoleh di lapangan dimasukkan ke dalam rumus pengujian spesies untuk dianalisis kerapatan vegetasi, kerapatan relatif, frekuensi relatif, frekuensi absolut dan nilai penting dari mangrove yang diperoleh.
Kerapatan Vegetasi
Kerapatan Relatif
Frekuensi Relatif
Frekuensi Absolut
e. Nilai Penting                = Frekuensi relatif + Kerapatan Relatif